Baubau, 30 Mei 2024 mulai pukul 21.00 – 23.00 WIB Lembaga Bantuan Hukum dan Sosial (LBHS) Universitas Muslim Buton bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Pemerintahan dan Hukum (FIPH) dalam melaksanakan kegiatan talkshow dengan tema “Mengapa Banyak Sarjana Yang Menganggur?” di Kedai Kopi Universitas Muslim Buton dengan menghadirkan para dosen, dan alumni Universitas Muslim Buton. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini terdiri atas para mahasiswa dan dosen baik lingkup UMU Buton maupun lembaga eksternal.

Para pemateri dalam kegiatan talkshow ini adalah Dewi Yulinang, S.H..,M.H (dosen hukum peradilan pidana), Muh. Filtar,S.Pi.,M.PWK (Direktur Indonesia Buton Institute), La Ali, S.Pd.,M.Sos (dosen PGSD), Dira Adyatmajaya,S.P (perwakilan gen Z sekaligus alumni UMU Buton), serta Darmin Hasirun,S.Sos.,M.Si sebagai host pada acara ini.

Tujuan kegiatan yaitu memberikan solusi terhadap permasalahan sosial kemasyarakat, hukum, pemerintahan dan lain-lain dalam pandangan akademik, menjalankan tugas pengajaran dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan disiplin keilmuan masing-masing dan menambah wawasan ilmu pengetahuan terhadap isu-isu kekinian dalam pandangan kaum intelektual.

Kegiatan ini dihadiri pula Ketua LBHS yaitu Adnan,S.H.,MH, Ketua Program Studi Administrasi Pemerintahan Daerah Purnama,S.IP.,M.AP dan para dosen lingkup Fakultas Ilmu Pemerintahan dan Hukum (FIPH).

Oleh karena dianggap penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa lewat penggunaan media sosial secara baik dan bijaksana, maka kegiatan ini menjadi agenda rutin bersama yang akan terus diadakan setiap hari kamis pada pukul 19.30 sampai selesai.

Peran perguruan tinggi sebagai lembaga yang bertugas dalam menjalankan tridarma yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dituntut harus melek terhadap tuntutan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi sehingga insan akademik terus menerus melakukan inovasi dan kreativitas yang bermanfaat bagi masyarakat.

Begitu juga dengan para mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi lulusan yang terserap dalam lapangan pekerjaan ataupun menciptakan lapangan pekerjaan dengan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasainya.

Disisi lain, lulusan perguruan tinggi masih menghadapi tantangan besar di era disrupsi yang kian mengalami perubahan kian cepat dan tidak menentu sehingga berpeluang para lulusan perguruan tidak terserap dalam dunia kerja karena belum beradaptasi dengan kondisi yang terus berubah. Para lulusan perguruan tinggi yang tidak mendapatkan pekerjaan dan pendapatan layak akan dicap sebagai pengangguran. Stigma pengangguran memang membuat stress dan cemas apalagi lulusan perguruan tinggi yang masih dalam proses pencarian tempat kerja sesuai dengan keilmuan yang dikuasainya.

Pada tahun 2023 Kemenristek telah merilis resmi angka pengangguran lulusan perguruan tinggi menyumbang sebesar 13,33%. Terdapat 1.120.218 orang lulusan perguruan tinggi yang terhitung pengangguran pada tahun 2022. Dengan rincian 235.559 orang lulusan perguruan tinggi vokasi dan 884.759 lulusan perguruan tinggi akademik.

Jumlah pengangguran yang terbilang besar karena orang-orang yang menganggur berpotensi akan menjadi beban negara bahkan bisa menimbulkan kasus criminal yang cukup besar pula.

Bahkan yang lebih mencengangkan lagi pada bulan Agustus 2023 Badan Pusat Statistik mencatat ada hampir 10 juta orang penduduk berusia 15-24 tahun atau biasa disebut generasi Z (Gen Z) menganggur atau not employment, education, or training (NEET). NEET adalah penduduk usia muda dengan rentang usia 15-24 tahun yang sedang tidak sekolah, tidak bekerja, atau tidak mengikuti pelatihan.

Permasalahan inilah yang mendorong LBHS dan FIPH menyelenggarakan kegiatan workshop dengan tema “Mengapa Banyak Sarjana Yang Menganggur?” untuk memberikan edukasi serta strategi menjadi lulusan sarjana yang siap bekerja bahkan menciptakan lapangan pekerjaan dengan keterampilan, ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya.

Kegiatan ini berlangsung dengan baik dan lancar serta mendapatkan feedback dari para audience dengan memberikan pertanyaan bagaimana seputar tips-tips menjadi sarjana yang sukses? prinsip-prinsip hidup apa yang dapat dijadikan patokan agar berhasil dalam menempuh karir yang baik lagi, bagaimana peran kampus dalam menciptakan para sarjana yang siap kerja? dan masih banyak pertanyaan lainnya.

Leave a Comment